Laporkan Penyalahgunaan

Beranda

Halaman

Arsip

Langsung ke konten utama

Bahasa Indonesia 1: Belajar Memuji

Sekilas tidak ada yang keliru pada rancangan alat penilaian di atas. Rumusan indikatornya selaras dengan kompetensi yang dituntut. Gambar yang disajikan cukup ilustratif. Kalimat pokok soal cukup komunikatif dan sesuai dengan kaidah bahasa.

Mari, kita arahkan perhatian kita ke tanda tanya (?) di titik pertemuan pangkal dua garis yang ujung-ujungnya mengarah ke kedua tokoh dalam gambar. Kira-kira, tanda tanya tersebut mewakili pertanyaan begini: Siapa Siti?

Pertanyaan tersebut dipicu oleh kerisauan berikut.

  • Jika Siti adalah representasi anak yang layak dipuji karena baktinya kepada ibu (orang tua), berarti yang dikehendaki oleh soal adalah ungkapan pujian yang tepat untuk diucapkan oleh ibu kepada anaknya.
  • Jika betul demikian maksud soal, berarti anak diajari untuk gemar dipuji, bukan gemar memuji, Bahasa vulgarnya, anak dididik untuk mencari pujian.
Ditinjau dari fungsinya sebagai alat uji kemahiran berbahasa, soal tersebut seratus persen memadai. Namun, perlu kita patrikan dalam kesadaran bahwa penilaian merupakan kegiatan terpadu dengan pembelajaran dan setiap jengkal kegiatan pembelajaran mesti memiliki nurturant effect (dampak bagi pembangunan karakter). Di era Kurikulum 2013 (K-13), gaung pendidikan karakter makin santer diserukan. Pendidikan karakter mengusung kredo bahwa character is not something new added to the plate, but it is the plate itself (karakter bukanlah suatu hidangan baru yang ditambahkan ke dalam piring, melainkan piringnya itu sendiri). Artinya, pendidikan karakter menjadi ajang yang mewadahi seluruh mata pelajaran yang disajikan dalam kurikulum.

Gambar tersebut cocok untuk disajikan sebagai ilustrasi seorang ibu yang pandai memuji sifat terpuji anaknya. Setelah itu, anak mesti dibimbing untuk meneladani karakter luhur sang ibu. Nah, soal tes bahasa Indonesia turut bertanggung jawab membangun karakter mulia ini. Jadi, sebagai medium pembelajaran dan pendidikan, instrumen tes bahasa tidak cukup sekadar difungsikan sebagai alat uji kemahiran berbahasa an sich,
Dilahirkan dan dibesarkan di desa, dewasa di kota, berpikir global dan bertindak lokal ala desa.

Komentar